Tampilkan postingan dengan label Potensi Lokal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Potensi Lokal. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Maret 2020

Matahari “Surup” di Puncak Gelewer


Suasana Puncak Gelewer pagi hari dan suasana menjelang matahari terbenam

HanumBerdaya - Anugerah yang diterima umat manusia dari Yang Maha Kuasa memang tidak ada batasnya, tinggal bagaimana kita selaku ummatnya mensyukurinya. Salah satunya yaitu keindahan alam, di Desa Hanum adanya bukit atau puncak yang berhadapan dengan hamparan keindahan alam. Tepatnya di Dusun Cisagu Desa Hanum Kecamatan Dayeuhluhur, dan berada di blok Gelewer. Pada akhirnya lebih di kenal dengan Puncak Gelewer. Nama ini sampai saat ini belum diketahui siapa pemberi nama dan makna dari Gelewer itu sendiri. Tempat ini bagaikan keindahan yang tersembunyi, karena tempat ini sudah ada sejak dahulu, tetapi baru dibuka atau dibersihkan di tahun 2019. Menurut tokoh-tokoh penggagas pembukaan tempat tersebut, awalnya hanya membuka tempat untuk niis atau ngadaweung untuk sekedar melepas penat setelah bekerja di ladang, untuk sekedar menikmati indahnya alam dan menikmati bekal atau kopi dari rumah. Kata beberapa orang diantaranya Sdr. Ruswanto (Kepala Dusun), Beni, Komarudin dan Carkim sambil tertawa riang menikmati kehangatan bersenda gurau diselingi angin semilir. Puncak Gelewer apabila cuaca sedang cerah, cocok sekali untuk menikmati matahari “surup” dari ketinggiannya. Untuk itu para generasi muda dimotori Karang Taruna AMC banyak sekali yang berkunjung dikala senja yang cerah, bahkan kadangkala dilanjutkan berkemah apabila pas waktu libur.
Bagi Pemerintah Desa Hanum, dengan adanya potensi keindahan alam Puncak Gelewer yang menjadi salah satu potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata, merupakan cambuk semangat untuk lebih memaksimalkan segala potensi yang dimiliki. Untuk itu Pemerintah Desa telah menjalin komunikasi dengan pihak Perhutani yang kebetulan pemilik lahan tempat bukit tersebut berada. Hal ini dilakukan agar terwujud kerjasama yang baik dalam pengelolaannya. Intinya kawasan ini akan menjadi pelengkap dalam proses pencapaian tujuan Desa Hanum, guna menjadi Desa Agropolitan. Sebab disekitar area tersebut adalah lahan lahan pertanian milik warga, yang menjadi salah satu modal dalam perwujudan agrowisata.   Tentunya hal ini tidak akan terwujud oleh segelintir orang, namun butuh kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, seperti yang disampaikan Kepala Desa Hanum Drs. Ruswadianto kepada masyarakat diberbagai kesempatan. 
Puncak Gelewer diharapkan kedepannya menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat berkontribusi bagi peningkatan perekonomian warga sekitar pada khususnya, serta warga Desa Hanum pada umumnya dan tidak menutup kemungkinan dapat menambah Pendapatan Asli Desa. Tinggal pekerjaan Rumah semua pihak adalah penataan sarpras/ akses pendukung lainnya yang memadai sehingga pengunjung akan nyaman dalam berkunjung dan menikmati segala keindahan yang ada.

Sabtu, 29 Februari 2020

Pemanfaatan Tanaman Bambu


HanumBerdaya
Pemanfaatan tanaman bambu untuk dinding rumah oleh salah satu warga (Hanum Berdaya)

HanumBerdaya - Tanaman Bambu merupakan sebagian kecil anugerah dari Yang Maha Kuasa bagi manusia, hal ini terlihat dari mudahnya tumbuh dan juga hampir tidak adanya bagian tumbuhan bambu yang tidak bermanfaat selama kita tahu cara dan kegunaannya. Pemanfaatan tanaman bambu sangat erat dengan kehidupan desa, karena disamping harganya yang murah dan juga mudah untuk mendapatkannya. Salah satu yang paling banyak dalam pemanfaatan tanaman bambu oleh masyarakat diantaranya sebagai pengganti kayu pada rangka atap bangunan rumah dan juga bisa dijadikan bilik rumah, tentunya disamping digunakan kandang ternak. Intinya asal kita lebih banyak mencari informasi dalam pemanfaatan tanaman bambu tersebut, maka pemanfaatan tanaman bambu dengan benar akan dapat juga meningkatkan perekonomian masyarakat.
Desa Hanum memiliki luas wilayah yang sebagian besar lahannya pertanian dan sangat memungkinkan untuk dijadikan lahan pemanfaatan tanaman bambu, mengingat jumlah sebarannya yang relatif banyak. Karena tanaman bambu ini mudah sekali tumbuh di tanah Desa Hanum. Hal ini sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang bersumber dari alam dan berada disekitar rumah, tinggal ditambahnya pemahaman dari perawatan/pemeliharaan, pemanfaatan dan juga pemasarannya bagi masyarakat. Selama ini keberadaan tanaman bambu seperti tumbuhan liar tak terurus, apalagi sebagian masyarakat  beranganggapan tanaman bambu dapat mengganggu tanaman lain. Ini dikarenakan pengetahuan dalam pemanfaatan tanaman bambu tersebut masih kurang. 
Dalam pemanfaatan tanaman bambu perlu diperhatikan beberapa hal, yang pertama perlakuan dari mulai tanam, tebang dan pengawetannya. Agar ketika sudah dibuat atau dimanfaatkan, bambu tersebut dapat bertahan lama, sehingga pemanfaatan tanaman bambu tidak lagi dipandang sebelah mata dan kesan bahwa bambu hanya cocok untuk kandang ternak atau jamban di kawasan perdesaan akan berubah. Nilai tanaman bambu akan bertambah dan berdaya jual tinggi. Apalagi ada yang mengatakan dari berbagai sumber, bahwa dalam penebangan tanaman bambu sebaiknya dilakukan antara jam 13.00 sampai dengan 17.00,  hal ini dikarenakan kalau dilakukan pada waktu pagi hari kadar gula yang ada dalam tanaman bambu tersebut masih berkonsentrasi pada batangnya. Sehingga ketika sudah ditebang dan digunakan akan menarik perhatian rayap serta hama lainnya, sehingga mudah sekali diserang selanjutnya bambu akan cepat lapuk/ rusak. Ada baiknya dicoba untuk mebuktikan kebenaran informasi tersebut.